Marifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] . - pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55) 2. Lewat memahami Asma'ul Husna: - Allah sebagai Viewma'rifatullah dan ma'rifatul DKV 123 at Telkom University, Bandung. Ma'rifatullah Ma'rifatullah berasal dari kata Ma'rifat dan Allah, Ma'rifat artinya mengetahui atau mengenal, 1Orang Islam yang membaca al-Qur'an tergolong Ma B. Arab, 02.08.2021 2,BERIMAN ALLAH ATAU MA'RIFATULLAH MERUPAKAN SUATU KEHARUSAN BAGI SETIAP ORANG YG BERIMAN 1. surat ini berisi kandungan tentang kita tidak boleh menyembah tuhan selain Allah karena di dalam Q S al kafirun Allah menegaskan kpd orang kafir quraisy kita tidak boleh Terakhirdiperbaharui: Minggu, 16 Desember 2018 pukul 11:42 am. Tautan: Bab Manisnya Iman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan الجمع بين صحيحين (Al-Jam'u Baina As-Sahihain), sebuah kitab yang berisi Kumpulan shahih Bukhari dan Muslim karya Syaikh Yahya bin Abdul Aziz Al Dalamkonteks ini, mengetahui atau mengenali Allah (ma'rifatullah) adalah wajib. QS. Ali Imran (3): 18 Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Marifatullah (Mengenal Allah swt) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu. Kemudianbisakah seseorang menjadi ma'rifat kepada Allah swt tanpa melalui thariqah. Jawaban Habib Luthfi: Ma'rifat, mengenal Allah swt itu ada ilmunya: Pertama, adalah ilmu tauhid. Tauhid artinya mengesakan Allah swt. Sedangkan ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas adanya Allah swt dengan sifat-sifat-Nya, yang wajib, yang mustahil dan jaiz m3kkn8Q. – Mungkin ada di kalangan kaum muslimin yang bertanya kenapa pada saat ini kita masih perlu berbicara tentang Allah padahal kita sudah sering mendengar dan menyebut namaNya, dan kita tahu bahwa Allah itu Tuhan kita. Tidakkah itu sudah cukup untuk kita? Tidak. Jangan sekali-kali kita merasa cukup dengan pemahaman dan pengenalan kita terhadap Allah. Karena, semakin memahami dan mengenaliNya kita merasa semakin dekat denganNya. Selain itu, dengan pengenalan yang lebih dalam lagi, kita bisa terhindar dari pemahaman-pemahaman yang keliru tentang Allah dan kita terhindar dari sikap-sikap yang salah terhadap Allah. Ketika kita membicarakan makrifatullah, maknanya kita berbicara tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa. Kata Ilah mengandung arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Makna seperti ini ada di dalam surat An-Naas 114 1-3. Dengan demikian jelaslah bahwa usaha kita untuk lebih jauh memahami dan mengenal Allah adalah bagian terpenting di dalam hidup ini. Lantas, bagaimana metoda yang harus kita tempuh untuk bisa mengenal Allah? Apa saja halangan yang senantiasa menghantui manusia dari mengenalNya? Benarkan kalimat yang mengatakan, “Kenalilah dirimu niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu.” Dari pengenalan diri sendiri, maka ia akan membawa kepada pengenalan makrifah yang menciptakan diri, yaitu Allah. Ini adalah karena pada hakikatnya makrifah kepada Allah adalah sebenar-benar makrifah dan merupakan asas segala kehidupan rohani. Setelah makrifah kepada Allah, akan membawa kita kepada makrifah kepada Nabi dan Rasul, makrifah kepada alam nyata dan alam ghaib dan makrifah kepada alam akhirat. Keyakinan terhadap Allah swt. menjadi mantap apabila kita mempunyai dalil-dalil dan bukti yang jelas tentang kewujudan eksistensi Allah lantas melahirkan pengesaan dalam mentauhidkan Allah secara mutlak. Pengabdian diri kita hanya semata-mata kepada Allah saja. Ini memberi arti kita menolak dan berusaha menghindarkan diri dari bahaya-bahaya disebabkan oleh syirik kepadaNya. Kita harus berusaha menempatkan kehidupan kita di bawah bayangan tauhid dengan cara kita memahami ruang perbahasan dalam tauhid dengan benar tanpa penyelewengan sesuai dengan manhaj salafush shalih. Kita juga harus memahami empat bentuk tauhidullah yang menjadi misi ajaran Islam di dalam Al-Qur’an maupun sunnah, yaitu tauhid asma wa sifat, tauhid rububiah, tauhid mulkiyah, dan tauhid uluhiyah. Dengan pemahaman ini kita akan termotivasi untuk melaksanakan sikap-sikap yang menjadi tuntutan utama dari setiap empat tauhid tersebut. Kehidupan paling tenang adalah kehidupan yang bersandar terus kecintaannya kepada Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu kita harus mampu membedakan di antara cinta kepada Allah dengan cinta kepada selainNya serta menjadikan cinta kepada Allah mengatasi segala-galanya. Apa yang menjadi tuntutan kepada kita ialah kita menyadari pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan kepada Allah, Rasul, dan jihad secara minhaji. Di dalam memahami dan mengenal Allah ini, kita seharusnya memahami bahwa Allah sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Ilmu-ilmu yang Allah berikan itu menerusi dua jalan yang membentuk dua fungsi yaitu sebagai pedoman hidup dan juga sebagai sarana hidup. Kita juga sepatutnya menyadari kepentingan kedua bentuk ilmu Allah dalam pengabdian kepada Allah untuk mencapai tahap takwa yang lebih cemerlang. Ayat-ayat Allah ada dalam bentuk ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Kedua jenis ayat-ayat Allah ini terbuka bagi siapa saja yang ingin membaca dan menelitinya. Namun terdapat berbagai halangan akan muncul di hadapan kita dalam mengenali Allah. Halangan-halangan ini muncul dalam bentuk sifat-sifat pribadi kita yang bersumberdari syahwat –seperti nifaq, takabbur, zhalim, dan dusta– dan sifat-sifat yang bersumber dari syubhat –seperti jahil, ragu-ragu, dan menyimpang. Kesemua sifat-sifat fujur itu akan menghasilkan kekufuran terhadap Allah swt. Ahammiyah Ma’rifatullah Urgensi mempelajari Makrifatullah Riwayat ada menyatakan bahwa perkara pertama yang mesti dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah awwaluddin ma’rifatullah. Bermula dengan mengenal Allah, maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Siapakah kita, di manakah kedudukan kita berbanding makhluk-makhluk yang lain? Apakah sama misi hidup kita dengan binatang-binatang yang ada di bumi ini? Apakah tanggung jawab kita dan ke manakah kesudahan hidup kita? Semua persoalan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul Allah sebagai Rabb dan Ilah, Yang Mencipta, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dalil-dalil QS. Muhammad 47 19 Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah sesembahan, Tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. Ayat ini mengarahkan kepada kita dengan kalimat “ketahuilah olehmu” bahwasanya tidak ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan mukminat. Apabila Al-Qur’an menggunakan sibghah amar perintah, maka menjadi wajib menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini, mengetahui atau mengenali Allah ma’rifatullah adalah wajib. QS. Ali Imran 3 18 Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia, dan telah mengakui pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu sedang Allah berdiri dengan keadilan. Tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. QS. Al-Hajj 22 72-73 Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah, “Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?” Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah. QS. Az-Zumar 39 67 Mereka tidak mentaqdirkan Allah dengan ukuran yang sebenarnya sedangkan keseluruhan bumi berada di dalam genggamanNya pada Hari Kiamat dan langit-langit dilipatkan dengan kananNya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan. Tema Perbicaraan Makrifatullah – Allah Rabbul Alamin. Ketika membicarakan ma’rifatullah, artinya kita sedang membicarakan tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa. Sedangkan kata Ilah mengandungi arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini termaktub dalam surat An-Naas 114 1-3. Inilah tema yang dibahas dalam ma’rifatullah. Jika kita menguasai dan menghayati keseluruhan tema ini, bermakna kita telah mampu menghayati makna ketuhanan yang sebenarnya. Dalil-dalil QS. Ar-Ra’du 13 16 Katakanlah, “Siapakah Rabb segala langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Adakah kamu mengambil wali selain dariNya yang tiada manfaat kepada dirinya dan tidak pula dapat memberikan mudarat?” Katakanlah, “Apakah sama orang buta dengan orang yang melihat? Apakah sama gelap dan nur cahaya?” Bahkan adakah mereka mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan, lalu serupa makhluk atas mereka? Katakanlah, “Allah. Allah yang menciptakan tiap tiap sesuatu dan Dia Esa lagi Maha Kuasa.” QS. Al-An’am 6 12 Katakanlah, “Bagi siapakah apa-apa yang di langit dan bumi?” Katakanlah, “Bagi Allah.” Dia telah menetapkan ke atas diriNya akan memberikan rahmat. Sesungguhnya Dia akan menghimpun kamu pada Hari Kiamat, yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan diri mereka, maka mereka tidak beriman.” QS. Al-An’am 6 19 Katakanlah, “Apakah saksi yang paling besar?” Katakanlah, “Allah lah saksi di antara aku dan kamu. Diwahyukan kepadaku Al-Qur’an ini untuk aku memberikan amaran kepada engkau dan sesiapa yang sampai kepadanya Al-Qur’an. Adakah engkau menyaksikan bahawa bersama Allah ada tuhan-tuhan yang lain?” Katakanlah, “Aku tidak menyaksikan demikian.” Katakanlah, “Hanya Dia-lah Tuhan yang satu dan aku bersih dari apa yang kamu sekutukan.” QS. An-Naml 27 59 Katakanlah, “Segala puji-pujian itu adalah hanya untuk Allah dan salam sejahtera ke atas hamba-hambanya yang dipilih. Adakah Allah yang paling baik ataukah apa yang mereka sekutukan?” QS. An-Nur 24 35 “Allah memberi cahaya kepada seluruh langit dan bumi.” QS. Al-Baqarah 2 255 “Allah. Tidak ada tuhan melainkan Dia. Dia hidup dan berdiri menguasai seluruh isi bumi dan langit.” Didukung Dengan Dalil Yang Kuat QS. Al-Qiyamah 75 14-15 Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. Makrifatullah yang sahih dan tepat itu mestilah bersandarkan dalil-dalil dan bukti-bukti kuat yang telah siap disediakan oleh Allah untuk manusia dalam berbagai bentuk agar manusia berpikir dan membuat penilaian. Oleh karena itu banyak fenomena alam yang dibahas oleh Al-Quran dan diakhiri dengan kalimat pertanyaan tidakkah kamu berpikir, tidakkah kamu mendengar. Pertanyaan-pertanyaan itu mendudukkan kita pada satu pandangan yang konkrit betapa semua fenomena alam adalah di bawah milik dan aturan Allah swt. Dalil-dalil Naqli [QS. Al-An’am 6 19] Katakanlah, “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah, “Allah.” Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Qu’ran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an kepadanya. Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?” Katakanlah, “Aku tidak mengakui.” Katakanlah, “Sesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.” Aqli, [QS. Ali Imran 3 190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Fitri, [QS. Al-A’raf 7 172] Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.” Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini keesaan Tuhan.” Dapat Menghasilkan peningkatan iman dan taqwa. Apabila kita betul-betul mengenal Allah mentadaburi dalil-dalil yang dalam, hubungan kita dengan Allah menjadi lebih akrab. Apabila kita dekat dengan Allah, Allah lebih dekat lagi kepada kita. Setiap ayat Allah baik ayat qauliyah maupun kauniyah tetap akan menjadi bahan berpikir kepada kita dan penambah keimanan serta ketakwaan. Dari sini akan menghasilkan pribadi muslim yang merdeka, tenang, penuh keberkatan, dan kehidupan yang baik. Tentunya tempat abadi baginya adalah surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-hamba yang telah diridhaiNya. Kemerdekaan [QS. Al-An’am 6 82] Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah yang mendapat keamanan; dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Ketenangan [QS. Al-Ra’du 13 28] Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Barakah [QS. Al-A’raf 7 96] Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Kehidupan Yang Baik [QS. Al-Nahl 16 97] Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Surga [QS. Yunus 10 25-26] Allah menyeru manusia ke Darussalam surga, dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus Islam. Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Mardhotillah [QS. Al-Bayinah 98 8] Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Redaktur Beri NilaiLoading... Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana - Istilah ma'rifatullah mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang, namun istilah ini sebenarnya sudah umum digunakan oleh umat muslim, khususnya bagi mereka yang sering menghadiri majelis bisa diartikan sebagai mengenal Allah, yang bila kata ini disebut maka itu berhubungan dengan Rabb, Sang Ma'rifatullah Dilansir dari portal resmi Provinsi Sumatera Barat yang mengutip perkataan Ibnul Qoyyum disebutkan, seseorang yang memiliki ketaatan yang tinggi, akan semakin tinggi pula ma'rifatnya kepada Allah, ia akan semakin menghambakan diri dan bersifat ma'rifatullah sendiri berasal kata a'rofa, ya'rifu yang artinya mengenal. Jadi dapat disimpulkan bahwa ma'rifatullah merupakan upaya manusia untuk lebih mengenal Allah dengan tujuan meningkatkan iman dan e-modul berjudul Ma'rifatullah dari Endis Firdaus dituliskan, seorang muslim perlu menyempurnakan keimanannya dengan menjadikan ma'rifatullah sebagai subjek ma'rifatullah juga bisa berarti sebagai jalan yang mengantarkan manusia untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Allah Allah SWT atau ma'rifatullah dapat dilakukan dengan cara mengetahui nama-nama-Nya yang Maha Indah melalui Asmaul Husna dan memahami maknanya. Kemudian seorang muslim berma'rifat dengan mengetahui sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis sahih dari Rasulullah Salallaahu alaihi wa surah Al-Baqarah ayat 255 atau dikenal dengan ayat kursi dijelaskan bahwa Allah, Tuhan yang patut disembah dan tidak ada sembahan lainnya selain Dia. Allah Mahahidup, Maha Kekal, dan memiliki semua makna kehidupan yang sempurna, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak seperti manusia, Allah tidak mengantuk dan tidak pula tidur, sebab keduanya adalah sifat kekurangan yang membuat-Nya tidak mampu mengurus makhluk-Nya. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia Yang menciptakan, memelihara, memiliki, dan bertindak terhadap semua itu. Allah Maha Mengetahui apa yang ada di hadapan makhluk ciptaan-Nya; manusia, yakni apa saja yang sedang dan akan terjadi, dan apa yang di belakang mereka, yakni sesuatu yang telah berlalu. Allah mengetahui apa yang mereka lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa kini, masa lampau, atau masa depan. Kursi-Nya, Allah yaitu kekuasaan, ilmu, atau kursi tempat kedua kaki Tuhan yang tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah berpijak, sangat luas, meliputi langit dan bumi. Allah Mahatinggi zat dan sifat-sifat-Nya jika dibanding makhluk-makhlukNya, Mahabesar dengan segala keagungan dan kekuasaan-Nya. Ayat Kursi merupakan ayat teragung dalam Al-Qur'an karena mencakup nama-nama dan sifat-sifat Allah yang menunjukkan kesempurnaan zat, ilmu, kekuasaan, dan bacaan lengkap Ayat Kursi dan artinyaاللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ لَا تَاۡخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوۡمٌ‌ؕ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖ‌ؕ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ‌ۚ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِشَىۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ‌‌ۚ وَلَا يَـــُٔوۡدُهٗ حِفۡظُهُمَا ‌ۚ وَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡعَظِيۡمُ Allahu laaa ilaaha illaa Huwal Haiyul Qaiyuum; laa taakhuzuhuu sinatunw wa laa nawm; lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ard; man zal lazii yashfa'u indahuuu illaa bi-iznih; ya'lamu maa baina aydiihim wa mww khalfahum wa laa yuhiituuna bishai'im min 'ilmihi illa bimasya' wa si'a kursiyyuhussamawati wal ardh walaa yauduhu khifzuhuma wa huwal 'aliyyul 'azhiim. Artinya "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar." QS. Al-Baqarah 255.Ma'rifatullah dapat diraih dengan berbagai cara, mulai dari mengenal Asmaul Husna hingga memahami segala bentuk makhluk ciptaan Allah SWT. Dengan ber-ma'rifatullah, maka seorang muslim dapat menyadari tentang betapa besarnya kekuasaan Allah terhadap seluruh makhluk yang terdapat di bumi dan alam semesta ini. Baca juga Khutbah Jumat Singkat Bersabar dan Berserah Diri Kepada Allah SWT Rangkuman Materi Mutiara Iman dan Ibadah Kepada Allah SWT Apa Ciri-ciri Amal Ibadah yang Diterima Allah SWT? - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom ma 'rifatullah artinya1. ma 'rifatullah artinya2. aksara jawa devita rifatul sukma bagaimana cara penulisannya 3. Tolong aku, ma,ma,ma,Martin!!kata kamu bijak coba jawab pertanyaan iniMartin​4. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!​5. Buatlah pertanyaan tentang MA berserta jawabannya!6. kata tanya ma dan kam maksudnya​7. Buat 1 contoh pertanyaan dari kata tanya ma8. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!​9. Kalimat tanya "ma" dalam bahasa mandarin10. apa jawaban dari pertanyaan ni hao ma?11. apakah jawaban untuk ta men hao ma {pertanyaan}​12. Apa perbedaan antara Ma dengan Man dan mengapa pertanyaan Siapa namamu kata tanya yang digunakan adalah Mak bukan Man​13. apakah jawaban untuk ni men hao ma {pertanyaan}​14. Buatlah 5 pertanyaan tentang MA15. Ma da takmalu jawablah pertanyaan berikut16. mo tanya ngab24 ma 25 yh​17. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit 18. Buat 1 pertanyaan tentang Mpr Dpd Ma Ky19. buat kalimat tanya dengan kata tanya ma dan kam tolong bantu ya​20. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit 1. ma 'rifatullah artinya Mengenal Allah, yakni mengenal keagungannya, kebaikannya dllmengenal sifat sifat zat Allah SWT 2. aksara jawa devita rifatul sukma bagaimana cara penulisannya Karena disini tidak ada notasi aksara, semoga anda sudah tau huruf Anacaraka Jawa. jadi penulisannya sbbde-pi-ta ri-pa-tu-ladiisipenutup seperti kurung dalam aksara su-ka ma ditulis di bawah ka 3. Tolong aku, ma,ma,ma,Martin!!kata kamu bijak coba jawab pertanyaan iniMartin​JawabanSaya bukan Martin bang yg Martin di YouTube vernalta 4. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!​Jawaban1 .kapan jam ini rusak yang dimaksud ma .? 5. Buatlah pertanyaan tentang MA berserta jawabannya! Apa tugas dan wewenang MA? 6. kata tanya ma dan kam maksudnya​JawabanmaapaKamberapaPenjelasansemoga bermanfaatJawabanma,berarti menanyakan sesuatu yang terjadi ma = apa kam , berarti menanyakan jumlah sesuatukam = berapaini dalam bahasa arab pelajaran b. arab Penjelasan SEMOGA MEMBANTU YAA STAY AT HOME 7. Buat 1 contoh pertanyaan dari kata tanya maJawabanمَاذَا تَفْعَلُ في اليَوم؟Penjelasanterdapat penggunaan fi'il mudhari pada kalimat "تَفْعَلُ"semoga membantu 8. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!​JawabanJam . alarm jam itu berbunyi ?. apa itu tanda tanya ma?Penjelasansemoga mmbbtu. 9. Kalimat tanya "ma" dalam bahasa mandarin tingal kalo tanya ma sekalian mama ma digunakan biasa untuk kalimat tanya...你吃好了吗 ?Apakah kamu sudah makan? 10. apa jawaban dari pertanyaan ni hao ma? Wo hen hao. Xie xie artinya Saya baik, terima kasihartinya saya baik 11. apakah jawaban untuk ta men hao ma {pertanyaan}​bisa dijawab ta men hao atau ta men hen haodua-duanya bisa terserah suka yang manaJawabanTamen haoPenjelasantamen hao atau 他们好 berarti mereka baik baik saja, kita bertanya 他们好吗 apakah mereka baik baik saja jadi kita menjawab mereka baik baik saja他 artinya dia他们 artinya mereka好 artinya baikbisa untuk kata sapaan吗 artinya apakahdi dalam huruf mandarin huruf 吗 harus terletak di ujung kalimatAnswer by boboiboy 12. Apa perbedaan antara Ma dengan Man dan mengapa pertanyaan Siapa namamu kata tanya yang digunakan adalah Mak bukan Man​Jawabanma Memiliki arti apakahman memiliki arti siapakahsetau saya pertanyaan siapa namamu tidak menggunakan kata ma, tapi menggunakan kata kalo salah, jangan lupa follow 13. apakah jawaban untuk ni men hao ma {pertanyaan}​Jawaban 你们好吗?Pinyin Nǐ mén hǎo maArti Apa kabar kalian Jawabanuntuk你们好吗ada2我们很好Pinyin Wǒ mén hěn hǎoArti kita baik baik 我们不好Pinyin Wǒ mén bù hǎoArti kita tidak baik Pelajari Lebih Lanjut Menerjemahkan ke Bahasa Indonesia Pasif Dalam Bahasa Mandarin Dari 去 Kalimat Jawaban Mapel Bahasa Mandarin Materi Hanyu Kata Kunci Jawaban untuk "你们好吗?"Kode Mapel 16 14. Buatlah 5 pertanyaan tentang MA MA bertugas untuk........Berapakah jumlah anggota MA saat ini.....MA itu singkatan dari apa?apa tugas MA?siapa kepala MA?anggotanya ada berapa?dimana pusat MA? 15. Ma da takmalu jawablah pertanyaan berikutJawabanada mak tamuPenjelasankamu mamak kamu 16. mo tanya ngab24 ma 25 yh​Jawaban abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, perkembangan TIK teknologi informasi dan komunikasi ditandai dengan sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. ... Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. menggunakan transistor sebagai penguat dibuat dengan bahasa tingkat tinggi seperti FORTRAN dan memori sudah cukup besar dengan pengembangan magnetic core simpanan luar magnetic tape dan magnetic disk yang berbentuk removable kemampuan proses real time dan time listrik yang dibutuhkan lebih tidak hanya aplikasi bisnis tapi juga pada aplikasi komputer generasi keduaIBM 1401IBM membantu ya 17. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit Pertanyaan tentang Mahkamah Agung MA yang sulit1. Kasus apa saja yang memang harus diselesaikan melalui Mahkamah Agung?2. Sebutkan wewenang yang ditanggungjawabkan oleh Mahkamah Agung!3. Sebutkan dasar hukum yang melandaskan diperlukannya Mahkamah Agung!4. Apakah keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung bersifat inkrah sudah mutlak?PembahasanDefinisi Mahkamah AgungMahkamah Agung MA adalah sebuah lembaga negara yang diberikan kewenangan khusus untuk kekuasaan kehakiman yudikatif yang sifatnya tidak dapat dicampuri oleh pihak soal dan jawaban1. Kasus apa saja yang memang harus diselesaikan melalui Mahkamah Agung?Jawab Adapun kasus yang ditangani oleh Mahkamah Agung sebagai berikut yaitu,• Pengajuan kasasi pembatalan keputusan pengadilan lain terhadap vonis yang telah dijatuhkan kepada pihak penggugat atau tergugat.• Memutuskan hasil perkara terhadap kejahatan luar biasa seperti pemerkosaan, narkoba, terorisme, dan korupsi.• Menangani perkara kepailitan yang dialami suatu perusahaan atau Sebutkan wewenang yang ditanggungjawabkan oleh Mahkamah Agung!Jawab Wewenang MA sebagai berikut yaitu,• Memutuskan permohonan kasasi tingkat banding yang terakhir.• Memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili.• Meninjau kembali putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum inkrah atau tetap.• Menguji peraturan perundangan dibawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang.• Mempunyai wewenang lain yang sebagaimana telah ditetapkan oleh dasar hukum yang melandaskan diperlukannya Mahkamah Agung!Jawab Dasar hukum tercantum pada Pasal 24 ayat 1-2 dan Pasal 24A UUD Negara Republik Indonesia tahun Pasal 24 ayat 1 dan 21 "Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan"2 "Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi"Bunyi pasal 24A1 "Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang"2 "Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum"3 "Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden"4 "Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung"5 "Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan peradilan dibawahnya diatur dengan undang-undang"4. Apakah keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung bersifat inkrah sudah mutlak?Jawab Iya, keputusan Mahkamah Agung tidak lagi dapat diubah, akhir dari segala keputusan pengadilan sebelumnya, bersifat mengikat dan hukum tetap atau mutlak. Namun, pihak penggugat atau tergugat masih diberi kesempatan untuk mengajukan permohonan PK Peninjauan Kembali terhadap putusan lebih lanjut• Sebutkan tugas dan wewenang Mahkamah Agung? Fungsi pengadilan tinggi dan mahkamah agung bagi rakyat Perbedaan dan persamaan MA dan MK jawabanMapel PPKN Kelas X SMABab 2 Materi Sistem hukum dan peradilan nasionalKode Kategorisasi Kunci Mahkamah agung, lembaga yudikatif, pengadilan, kasasi, hakim, contoh soal Mahkamah AgungTingkatkanPrestasimu 18. Buat 1 pertanyaan tentang Mpr Dpd Ma Ky 1. apa saja tugas MPR?2. apa kepanjangan DPD?3. lembaga apakah MA itu?4. pada tahun berapa KY dibentuk? 19. buat kalimat tanya dengan kata tanya ma dan kam tolong bantu ya​Jawaban١. ما اسمك ؟siapa namamu?٢. كم الساعة الآن ؟jam berapa sekarang?Penjelasansemoga membantu 20. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit MK,KY,Presiden,DPD,MPR,DPR termasuk dalam? Oleh Achmad Ghulam Fadel [email protected] Ma’rifat adalah pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati, sebagai kelengkapan pengetahuan terhadap Tuhan melalui daya aqliyah yang lazim dikenal dengan al-;ilm billah. Seseoroang yang mencapai titik ma’rifat disebut al-arif dan yang mengenal Tuhan dengan daya nalar logikanya, terutama mencapai tauhid disebut al-;alim wal al-ulama. Sedangkan mahabbah ilahiyyah atau cinta ilahi adalah salah satu dari hal-hal yang menjadi dambaan dan cita-cita setiap hamba-Nya, yaitu suatu perasaan cinta kepada yang Maha Suci, yaitu cinta suci Allah pada makhluk-Nya atau cinta suci terhadap Allah. Ma’rifat dan Mahabbah Ilahiyyah Pendahuluan Pengertian ma’rifat berasal dari kata arafa yang berarti pengetahuan. Ma’rifat juga mengartikan pengetahuan tentang rahasia hakikat agama, yakni ilmu yang lebih tinggi daripada ilmu yang biasa kita dapatkan pada umumnya. Ma’rifat adalah pengetahuan yang objeknya bukan hal-hal bersifat dhohir, akan tetapi lebih mendalam terhadap batin dengan mengetahui rahasianya. Hal ini berdasarkan pada pandangan bahwa akal manusia sanggup mengetahui hakekat ketuhanan, yang berarti satu dan segala yang maujud berasal dari Yang Maha Tunggal. Ma’rifat digunakan juga untuk menunjukkan pada slah satu tingkatan dalam tasawuf. Dalam makna ini, ma’rifat diartikan sebagai pengetahuan mengenai Tuhan melalui batin, seseorang yang telah mencapai titik ini mampu memiliki rasa takut akan kedahsyatan Tuhan yang Maha Agung dan mampu mencapai mahabbah tehadap Allah. Foto Freepik Pengetahuan ma’rifat itu demikian lengkap dan jelas hingga jiwa merasa bersatu dengan yang diketahuinya, selanjutnya Prof. Dr. Harun Nasution tokoh islam dan seorang intelektual dan juga merupakan filsuf mengatakan bahwa ma’rifat menggambarkan hubungan rapat dalam bentuk gnosis atau gerakan keagamaan pengetahuan dengan batin, ma’rifat berarti mengetahui Tuhan secara dekat. BACA JUGA Kontroversi Ilmu Filsafat Ibnu Sina Orang-orang sufi mengatakan bahwa ma’rifat, jika mata yang terdapat dalam hati manusia terbuka, maka kepalanya akan tertutup seketika itu hanya Allah yang dilihatnya. Ma’rifat adalah cermin, kalau seorang arif meligat ke cermin itu maka yang terjadi hanya Allah yang akan dilihatnya, yang dilihat baik sewaktu tidur maupun sadar dari tidur. Ma’rifat dan Mahabbah Ilahiyyah, Dari beberapa definisi di atas dapat di ketahui, bahwa ma’rifat adalah mengetahui rahasia-rahasia dengan menggunakan hati. Dengan demikian lah tujuan yang dicapai oleh ma’rifat ini adalah mengetahui rahasia-rahasia yang tedapat pada Tuhan. Alat untuk mecapai ma’rifat adalah qalb atau hati yang telah terdapat dalam diri manusia. Selain sebagai alat untuk merasa, hati juga dapat menjadi alat untuk berfikir, perbedaan qalb dan aql adalah, bahwasannya akal tidak dapat memperoleh pengetahuan sebenearnya tentang Tuhan, sedangkan hati atau qalb bisa mengetahui hakekat dari segala yang ada, dan jika terlimpahkan oleh cahaya Tuhan maka bisa mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Hati yang telah dibersihkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat melalui dzikir dan wirid secara istiqomah dan setelah hati ini disinari oleh cahaya Tuhan, maka akan dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Proses sampainya cahaya Tuhan terhadap hati ini behubungan erat dengan takhalli, tahalli, dan tajalli. Takhalli yakni mengosangkan diri dari perbuatan tercala dan maksiat melalui bertaubat. Diterusakan dengan tahalli, yakni menghiasi diri dengan akhlakul karimah dan amal ibadah, sedangkan tajalli dapat di katakan puncak atau akhir dari takhalli dan tahalli yakni terungkapnya nur ghaib untuk hati. Mahabbah Ilahiyyah Mahabbah ilahiyyah atau disebut dengan cinta ilahi adalah satu dari hal-hal yang menjadi suatu cita-cita dari setiap manusia, dia adalah satu dari dua sisi dalam satu wadah dari seorang sufi, yakni mahabbah dan ma’rifatullah. Mahabbah adalam maqam atau jabatan spiritual seseorang di hadapan Allah. Bukan kondisi sesaat yang dalam hal ini adalah mencintai lebih dari yang lainnya, yakni mencitai sang pencipta, Allah. Mahabbah ilahiyyah yaitu perasaan cinta terhadap sang pencipta, yakni cinta Allah terhadap makhluk-Nya. Mahabbah muncul dan tumbuh dalam hati seseorang, bukan karena dorongan atau paksaan, baik oleh akal dan atau nasfu melainkan karena kehendak dan anugerah Allah semata. Maka anugerah tersebut di berikan atas dasar istiqomah seseorang dalam melaksanakan tarekat beragamanya, bukan atas keinginan dan upaya-upaya seseorang, sikap tersebut tertanam dalam hati yang relatf tetap. Dalam melakukan kajian mahabbah ini, setidaknya terdapat empat aspek yang bisa dikemukakan. Pertama, adalah tentang pengertian, tujuan, dan kedudukan dari mahabbah itu sendiri. Kedua, mengemukakan alat yang digunakan untuk mewujudkan mahabbah. Ketiga, tokoh-tokoh yang memperkenalkan konsep mahabbah. Dan yang keempat adalah pandangan dari Al-Quran dan Hadits tentang mahabbah tersebut. Pengertian mahabbah dapat diartikan kecenderungan terhadap sesuatu yang sedang berjalan dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan baik yang besifat materi atau spiritual. Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat juga di artikan suatu upaya atau usaha yang sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat rohaniyah tertinggi dengan tercapainya gambaran kedekatannya terhadap Allah. Ma’rifat dan Mahabbah Ilahiyyah, Tujuan Sedangkan tujuan dari mahabbah dapat diperoleh dari pemahaman bahwa mahabbah adalah suatu keadaan jiwa yang mencintai terhadap Allah dengan sepenuh hati, sehingga sifa-sifat yang dicintai oleh Allah masuk kedalam diri yang dicintai-Nya. Tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan batiniyah yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata, akan tetapi dirasakan oleh jiwa diri kita. Selain itu, juga dapat menggambarkan mahabbah adalah suatu kondisi atau keadaan seseorang, seperti perasaan senang, sedih, takut, dan sebagainya. Foto Pixabay Alat untuk mencapai mahabbah dalam diri manusia ada tiga alat yang dapat digunakan behubungan dengan Allah. Pertama, yaitu al-qalb sebagai mengetahui sifat-sifat dari Allah. Kedua, al-ruh sebagai alat untuk mencari keberadaan Allah. Dan yang ketiga adalah, al-sirr yaitu sebagai alat untuk melihat Allah. BACA JUGA Mengenal Ibnu Miskawaih, Intelektual Muslim Pendiri Filsafat Akhlak Arti dari sirr sendiri lebih halus daripada roh dan roh lebih halus daripada qalb. Yang mungkin sirr betempat pada roh dan roh bertempat pada qalb. Sirr muncul dan dapat menerima dari Allah, ketika roh dan qalb suci dan kosong, tidak berisi apapun. Dengan keterangan tersebut, bisa diketahui bahwa alat untuk mahabbah atau mencintai terhadap Allah adalah roh, yaitu roh yang sudah dibersihkan dari perbutan dosa dan maksiat serta dikosongkan dari kecintaan duniawi dan segala apapun itu, melainkan hanya diisi oleh cinta kepada Allah. Ma’rifat dan Mahabbah Ilahiyyah, Kesimpulan Dari bacaan di atas dapat disimpulkan bahwa ma’rifat dan mahabbah salalu berhubungan, baik dalam kedudukannya ataupun pengertiannya. Kalau ma’rifat adalah tingkatan kepada Allah melalui hati al-qalb, maka mahabbah adalah perasaan kedekatan dengan Allah melalui cinta ruhiyyah. [] Mengenal Allah yang biasa disebut dengan ma’rifatullah berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui dzat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya ayat-ayat-Nya. Mengenal Allah merupakan tahapan penting perjalanan diri manusia. Ma’rifatullah bukanlah mengenal dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenal sesuatu yang tidak terbatas. Menurut Ibnu al-Qayyim, ma’rifatullah yang dimaksudkan adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya. Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun dimaknai juga sebagai pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan ketika sahabat Rasulullah, Abu Bakar As-Shiddiq ditanya mengenai ma’rifat yang ada pada dirinya, ia berkata, “Sangat mustahil ma’rifat datang bukan karena ma’unah Allah”. Ia mengatakan bahwa ma’rifat tidak akan ditemukan pada panca indera manusia, tidak ada ukuran. Ma’rifat itu dekat tetapi jauh, jauh tetapi dekat. Tidak dapat diucapkan dan dinyatakan. Di bawahnya ada sesuatu Dialah Allah dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, tiada sesuatu yang dapat menyamai-Nya. Dialah dzat yang suci Allah Azza Wajalla. Sarana Ma’rifatullah 1 Akal Sehat Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk ciptaan terhadap pengenalan al-Khaliq pencipta seperti firman Allah yang artinya “Katakanlah, perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi! Tidaklah bermanfaat tanda-tanda kebesaran Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman. Yunus 101. Dan sabda Nabi Muhammad saw “Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berpikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu. Abu Nu’aim. 2 Para Rasul Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang ma’rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenal Allah. 3 Asma dan Sifat Allah Mengenali asma nama dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Manfaat Mengenal Allah Sungguh pun al-Quran berbicara tentang masalah akidah dan tauhid seperti halnya mengenal Allah, namun al-Quran bukanlah ilmu aqa’id atau ilmu tauhid, karena masalah-masalah akidah dan tauhid tidak disusun secara sistematik sebagaimana halnya sebuah ilmu. Hal yang demikian sengaja dilakukan agar manusia bebas untuk mengembangkan nalarnya dalam mengenal Tuhan, dan al-Quran dengan caranya yang demikian itu, bahwa yang terpenting adalah bagaimana pengaruh dari mengenal Tuhan itu terhadap tumbuhnya akhlak yang mulia, moralitas yang tinggi, amal shaleh, dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan terhadap Tuhan. Hal ini sejalan dengan prinsip ajaran Islam yang menjunjung tinggi aspek moralitas dan amal shaleh. Pertama-tama kita beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Iman itu melahirkan tata nilai berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa rabbaniyah, yaitu tata nilai yang wajib dijiwai oleh kesadaran bahwa hidup ini berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Raji’un, Sesunggnnuhnya kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada-Nya. Tuhan adalah pencipta semua wujud yang lahir dan batin, dan Dia telah menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan, untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Karena itu, manusia harus berbuat sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan kepada-Nya, baik di dunia ini, maupun khususnya, kelak dalam pengadilan Ilahi di akhirat. Orang muslim berpandangan bahwa demi kesejahteraan dan keselamatan mereka sendiri di dunia dan di akhirat, mereka harus bersikap pasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbuat baik kepada sesama manusia. Sikap berserah diri kepada Tuhan berislam mengandung beberapa konsekuensi. Cara Berma’rifat Untuk berma’rifat kepada Allah Swt mempunyai dua cara yaitu Pertama, dengan menggunakan akal pikiran dan memeriksa secara teliti ciptaan Allah yang berupa benda-benda yang beraneka ragam ini. Kedua, dengan mengetahui nama-nama Allah serta sifat-sifat-Nya. Dengan optimalisasi peran akal pikiran dan mema’rifati nama-nama serta sifat-sifat Allah, maka seseorang akan dapat berma’rifat kepada Tuhan dan ia akan memproleh petunjuk ke arah itu. Pandangan Ulama Tentang Ma’rifat Al-Muhasibi ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang didasarkan pada kitab dan sunnah. Al-Muhasibi juga menjelaskan tahapan-tahapan ma’rifat sebagai berikut Taat; awal dari kecintaan kepada Allah, menurut Al-Muhasibi tampak dari ketaatan. Taat tiada lain adalah wujud konkrit kecintaan seorang hamba kepada Allah. Kecintaan kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan jalan ketaatan, bukan sekadar ungkapan kecintaan semata lewat lisan. Mengekspresikan kecintaan kepada Allah hanya dengan ungkapan-ungkapan, tanpa pengalaman merupakan kepalsuan semata. Di antara implementasi kecintaan kepada Allah adalah memenuhi hati dengan sinar. Sinar ini kemudian melimpah pada lidah dan anggota tubuh yang lain. Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi hati merupakan tahap ma’rifat selanjutnya. Pada tahap berikutnya, Allah menyingkapkan khazanah-khazanah keilmuan kegaiban kepada setiap orang yang telah menempuh kedua tahap di atas. Ia akan menyaksikan berbagai rahasia yang selama ini disimpan Allah. Terakhir, sampailah pada tahapan, sebagaimana yang dikatakan oleh kaum sufi dengan fana yang menyebabkan baqa. Dzun nun Al-Mishri Sesungguhnya ma’rifah yang hakiki adalah bukan ilmu tentang keesaan Tuhan sebagaimana yang telah dipercayai oleh orang-orang mukmin. Ia juga bukan ilmu-ilmu burhan dan nazhar milik para hakim, mutakallimin ahli balaghah. Akan tetapi, ia adalah al-ma’rifah kepada keesaan Tuhan yang khusus dimiliki para wali Allah sebab mereka adalah orang yang menyaksikan Allah dengan mata hatinya, maka terbukalah baginya apa yang tidak dibukakan untuk hamba-hambanya yang lain. Al-ma’rifah yang ia pahami adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya ma’rifah yang murni, seperti matahari tak dapat dilihat kecuali dengan cahaya. Kedekatan hamba kepada Sang Rahman menafikan dirinya sendiri. Lebur fana dalam kekuasaannya, berbicara dengan ilmu yang telah diletakkan Allah pada lidah mereka, melihat dengan penglihatan Allah, dan berbuat dengan pebuatan Allah. Imam Al-Ghazali ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan Allah tentang segala yang ada. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali membedakan jalan pengetahuan sampai kepada Tuhan bagi orang awam, ulama dan orang sufi. Oleh karena itu, ia membuat perumpamaan tentang keyakinan bahwa si fulan ada di dalam rumah, dengan mengikuti perkataan seorang bahwa si fulan berada di rumah tanpa menyelidiki lagi. Bagi para ulama keyakinan adalah ibarat si fulan di rumah, dibangun atas dasar ada tanda-tandanya seperti ada suara si fulan walaupun tidak kelihatan orangnya. Sementara orang arif tidak hanya melihat tanda-tandanya melalui suara di balik dinding, lebih jauh dari itu, ia pun memasuki rumah dan menyaksikan dengan mata kepalanya, bahwa si fulan benar-benar berada di rumah. Ma’rifat seorang sufi tidak dihalangi hijab, sebagaimana ia melihat si fulan berada di rumah dengan mata kepalanya sendiri. Ringkasnya, ma’rifat menurut al-Ghazali tidak seperti ma’rifat menurut orang awam maupun ma’rifat para ulama, tetapi ma’rifat sufi dibangun atas dasar dzauq rohani dan kasyif ilahi. Ma’rifat semacam ini dapat dicapai oleh para khawash aulia tanpa melalui perantara langsung dari Allah, sebagaimana ilmu kenabian yang langsung diperoleh dari Allah, walaupun dari segi perolehan ilmu ini berbeda antara nabi dan wali. Nabi mendapat ilmu Allah melalui perantara malaikat allah, sedangkan para wali mendapatkan ilmu dari ilham. Meskipun demikian, kedua-duanya sama-sama memperoleh ilmu dari Allah. _ _ _ _ _ _ _ _ _ Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂 Silakan bagi share ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat! Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Baca panduannya di sini! Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook di sini! [zombify_post]

pertanyaan tentang ma rifatullah